"Pancene koe
pabu, nuruti ibumu, jare nek ra ninja, ra oleh di cinta
Opo koyo ngene, susahe
wong kere, ameh nyanding tresno, kalah karo konco"
[Kimcil Kepolen,
NDX Aka Familia]
***
Sudah beberapa hari ini anak-anak
sering sekali menyanyikan potongan lirik di atas. Saya gak begitu memperhatikan
bagaimana kata-katanya.
Dugaan saya, mereka mendengar lagu
tersebut dari henpon milik saudara sepupunya yang sering disetel pas dolan ke
rumah.
Dan ternyata yang bikin lagu ini
makin populer di anak-anak adalah adanya kenyataan bahwa lagu ini juga menjadi
soundtrack di wahana permainan odong-odong, yang tentu konsumennya anak-anak
juga.
Lalu apakah kita akan memberi
teguran kepada pengelola untuk tidak memutar lagu-lagu yang tidak sesuai dengan
usia anak-anak?
Yang perlu dilakukan adalah
sensor-diri-sendiri, membatasi apa yang boleh dan bisa dinikmati oleh
anak-anak, dan tak lupa memberikan penjelasan kepada mereka.
Kembali lagi ke soal lagu tadi, yang
akhirnya setelah browsing saya tahu judulnya adalah "Kimcil Kepolen" yang dinyanyikan oleh NDX Aka Familia, band
beraliran hip hop dangdut yang berasal dari Jogjakarta.
Awalnya saya kira liriknya adalah
"Pancene kowe babu", eh
ternyata yang benar adalah "pabu".
Kemudian saya teringat omongan
salah seorang teman saya waktu kos di Solo dulu, namanya Agus Hartanto, anak
Wonosobo penggemar klasik rock, terutama Deep Purple.
"Pabu", adalah salah satu kosa kata dalam bahasa sleng khas
dari Jogja, seperti "dagadu"
misalnya. Untuk mengatakannya, memakai kaidah atau rumus sendiri.
Kemudian saya diberitahu rumusnya.
Jadi, saya tahu maksudnya "Pabu" itu. Apakah anda tahu juga?
***
Saya punya banyak nih lagu NDX. Memang asyik NDX ini membawakan lagu patah hati dengan amarah yang jenaka. :D
ReplyDeletesaya baru ngeh setelah browsing liriknya, saya dengarnya baru 2 lagu NDX, yang satu lagi lupa judulnya. :)
ReplyDelete