heteroculture: June 2017 IBX583E46ECC8CCF

Jun 25, 2017

Lebaran di Kampung Halaman

Menjelang Lebaran.
Suasana benar-benar ramai, orang-orang sibuk. Dari tiap-tiap dukuh/dusun nampak beberapa kelompok orang mendandani dan menyulap truk yang biasanya buat mengangkut kontainer untuk diubah menjadi sarana takbir keliling. 

Ada yang menghias menggunakan kembang -kembang beneran atau kembang kertas, janur -daun nyiur yang masih muda-, juga dengan hiasan yang lain. Dibuat berbagai macam bentuk: kubah masjid, onta, atau rumah-rumahan. Disediakan juga tempat untuk alat musik, baik seperangkat alat band maupun kentongan dan rebana.

Ya, menjelang lebaran selalu dimeriahkan dengan perayaan takbir keliling, yang merupakan salah satu sarana hiburan bagi warga, baik yang berdomisili setempat maupun yang baru mudik dari perantauan. 

Bisa dipastikan ketika proses takbir keliling ini berlangsung, suasana menjadi riuh dengan gema suara takbir yang ditimpali bebunyian musik -modern maupun tradisional- juga suara mercon dan kembang api. Dapat dipastikan juga jalanan akan menjadi macet.

Setelah Shalat Id.
Sesampai di rumah usai shalat di Masjid Agung, kami lantas mempersiapkan diri untuk berangkat ke Langgar -semacam surau kecil atau mushola-. Ada ritual kenduri di sana.

Masing-masing keluarga membawa ambengan atau berkat, yang berupa nasi dan lauk pauknya. Ada yang diwadahi nampan, ada yang diwadahi besek. Nanti setelah didoakan oleh tetua kampung dan pak kyai, ambengan tersebut akan ditukar-tukarkan dengan milik tetangga satu sama lain. Tapi terlebih dahulu ada semacam ceramah tentang kerukunan umat maupun kisah-kisah nabi.

Setelah kenduri selesai, orang-orang sibuk dengan agendanya masing-masing. Ada yang ziarah ke kubur leluhur, ada yang langsung silaturahmi dengan tetangga sekitar. 

Acara silaturahmi dengan saling berkunjung ke tetangga ini seringkali diramaikan oleh anak-anak kecil yang setelah bersalam-salaman meminta maaf dan memaafkan, mereka juga mengharapkan mendapat semacam angpao, terutama dari mereka-mereka yang mudik dari perantauan dan dipandang sukses usaha yang dijalankannya. 

Hal ini akan berlangsung selama 1-3 hari, karena setelah itu biasanya orang-orang akan berkunjung ke sanak saudaranya yang tinggalnya agak jauh dari kampung. 
Bagaimana dengan kampungmu?