heteroculture: November 2016 IBX583E46ECC8CCF

Nov 29, 2016

Mbah Saelan dan Duri Ikan

Di depan rumah yang ditempati Bapak, adalah rumah mbah Saelan, salah seorang sesepuh di kampung kami. Beliau masih keturunan mbah Yakub, leluhur di kampung kami.  Mbah Elan sering ikut nonton tivi di tempat kami, sampai siaran selesai. 

Mungkin tidak hanya saya yang pernah mengalami kejadian ini, menelan duri ikan lalu durinya nyangkut di tenggorokan, sakit rasanya kalo buat menelan. 

Suatu kali, saya mengalaminya. menelan duri ikan, dan nyangkut di tenggorokan. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasinya, dari mulai minum air putih, makan nasi tanpa dikunyah lebih dulu, tapi tak juga melepaskan sangkutan duri tersebut. 

Entah siapa yang memberitahu, tibatiba saya disuruh minta air putih kepada mbah Saelan. Sambil membawa gelas, saya ke rumahnya, lalu menyampaikan maksud kedatangan saya. 

Setelah mbah Saelan paham maksud saya, segera saya diajaknya ke belakang, ke bagian dapur. Lalu dari sebuah gentong yang terletak di sudut, mbah Saelan mengambil segelas air dan diberikan kepada saya, untuk kemudian saya minum. Saya pamit pulang setelah berterima kasih. 

Sesampai di rumah, langsung saya minum segelas air dari gentong tadi. Dan, alhamdulillah, durinya ilang dan tenggorokan tidak sakit lagi.

Sampai sekarang saya masih belum paham atau belum mengerti apa hubungan air dari gentong Mbah Saelan tersebut dengan duri ikan yang nyangkut di tenggorokan saya.

Nov 6, 2016

Demam

Bapak masih ngontrak. Belum ada listrik, untuk penerangan masih menggunakan lampu minyak dan lampu petromak.

Suatu ketika saya sakit demam. Saya hanya berbaring di tempat tidur. Waktu malam hari, dan saat saya masih terjaga, kata Ibu, saya sering tertawa-tawa sendiri. 

Ketika ditanya, jawab saya, "Lucu". "Kenapa?", tanya Ibu lagi sambil memegang kening saya. "Lampunya bisa goyang-goyang sendiri!" Kata Ibu, lampu minyak yang tertiup angin apinya akan terlihat seperti bergoyang-goyang.

Kali lain, saya terlihat seperti ketakutan, ketika ditanya Ibu, jawab saya,"Gentengnya menjadi besar, sehingga saya takut akan kejatuhan".

Apakah saya berhalusinasi? Entah. Ketika saya tidur, kata Ibu, saya sering mengigau. Yang saya ingat dari mimpi saya itu, saya bertemu dengan orang-orang, yang lama kelamaan berubah menjadi semakin besar bentuknya seperti raksasa, sedangkan saya masih dalam ukuran yang tetap.


Mimpi-mimpi sejenis itu kadang masih menghampiri saya, sampai sekarang.

Nov 2, 2016

Gerhana Matahari

(1983) 
Waktu itu usia saya masih 7 tahun beberapa bulan menuju ke 8 tahun. Yang saya ingat adalah cerita yang mengiringi adanya peristiwa gerhana matahari itu. Menurut cerita yang saya dengar, matahari akan ditelan oleh Betara Kala sehingga dunia menjadi gelap gulita tanpa cahaya.

Betara Kala adalah sosok raksasa yang bersifat jahat. kemudian agar matahari segera dimuntahkan oleh Betara Kala, orang-orang sibuk memukul-mukul apapun yang dapat menimbulkan suara riuh. Ada yang memukul kentongan, lesung, ember dan lain-lain.

Dan ketika gerhana matahari total berlangsung, saya dilarang oleh bapak dan ibuk untuk melihat secara langsung ke arah matahari. Karena akan menjadi buta. Jadinya, ketika keadaan gelap gulita dan suara tetabuhan bergema, saya berada di dalam rumah dan bersembunyi di bawah kolong meja.

(2016) 
Peristiwa gerhana matahari total kembali terjadi. Tapi berkebalikan dengan apa yang saya alami dulu. Sekarang orang berbondong-bondong menyiapkan segala rupa untuk menyambut kedatangan gerhana. seperti tamu agung yang harus dijamu sedemikian rupa.


Orang berebut tidak mau ketinggalan dan mengabadikan momen peristiwa gerhana. (Mungkin) mereka tidak tahu kalau matahari mereka ditelan Betara Kala.

Nov 1, 2016

Bahkan Valentino Rossi pun [Belum Tentu] Bisa

Bagi  yang sering di jalan, baik naik kendaraan bermotor roda 2 ataupun lebih, akan menjumpai gaya nyetir  sepeda motor yang tidak biasa. 

Bagaimana gayanya? 

Kalau umumnya orang nyetir motor itu memegang stang dengan posisi punggung tangan ada di bagian atas, maka gaya yang tidak biasa ini kebalikannya, punggung tangan posisinya ada di bawah. Hanya orang-orang hebat yang bisa melakukannnya. 

Coba bayangkan bagaimana ketika dia nguntir gas? Bagaimana ketika dia ngerem? Memikirkannya saja saya sudah bingung.

Dan yang sering melakukan hal itu adalah para perempuan, yang rata-rata masih muda usia. Mereka pantas disebut orang-orang yang luar biasa. 

Saya tidak yakin Valentino Rossi bisa melakukannya. Bagaimana dengan anda?