heteroculture: 2021 IBX583E46ECC8CCF

Dec 21, 2021

Sang Penunggu Rumah

Kami pindah ke rumah ini sekira tahun 2017an. Rumah yang kami bangun di atas tanah yang dulunya berdiri bangunan rumah milik nenek, yang akhirnya karena faktor keamanan harus dirubuhkan untuk kemudian didirikan bangunan baru, rumah kami.

Tidak pernah terjadi kejadian-kejadian aneh selama kami menempati rumah ini. Hanya ada cerita dari saudara dan tetangga di sekitar rumah tentang adanya sosok yang menunggu atau menjaga rumah kami.

Memang di belakang rumah kami ada pohon mangga yang batangnya besar dan tinggi, dan di samping juga masih ada kebun milik budhe serta bekas bangunan rumah kakek yang dirobohkan.

Pernah ada yang bercerita kalau ada salah seorang tetangga melihat penampakan pocong di sebelah timur rumah, tepatnya di bedeng sementara tempat menyimpan kayu bekas rumah dan lain-lain, tapi bedeng ini sekarang sudah ambruk.

Ketika ada seorang teman kunjung ke rumah, kebetulan katanya dia punya kelebihan bisa melihat makhluk tak kasat mata, iseng saya bertanya kepadanya apakah dia melihat "sesuatu" di sekitar rumah ini?

"Ada. Tuh, di depan", jawabnya sambil menunjuk tonggak bekas pohon jambu di depan rumah yang sudah di tebang.

Lain hari ketika seorang teman yang sering tirakat sobo kuburan dan dolan ke tempat para danyang berada mampir ke tempat kami, dia langsung nyerocos," Oh, aku belum pernah dolan ke danyang kampung ini. Kapan-kapan antar ya?".

Lalu saya tanyakan hal yang sama yang pernah kutanyakan kepada teman yang bisa melihat makhluk tak kasat mata, "Banyak. Tapi gak papa, mereka tidak mengganggu", jawabnya.

***



Budhe pernah bilang padaku kalau penghuni rumah sebelum kami pindah ke rumah ini telah meninggalkan beberapa ekor ayam, sehingga seharusnya itu sah menjadi milik kami.

Tapi karena ayamnya liar tidak di kandang, saya kesulitan jika ingin menangkapnya. Akhirnya saya biarkan saja ayam-ayam itu berkeliaran dan beranak pinak.

Dan meskipun ayam itu menjadi ayam liar, tidak ada orang yang berani menangkapnya. Seorang tetangga pernah bercerita kepada kakak sepupu yang kemudian diceritakan kepada saya.

Katanya,"Dulu pernah ada seseorang yang menangkap seekor ayam di belakang rumah, kemudian ketika dibawa pulang dia merasa ada sesosok yang mengikutinya, tapi ketika ditoleh tidak nampak ada sesosok apapun. Karena ketakutan, akhirnya ayam itu dilepaskan lagi. Dan sejak itu, tidak ada yang berani menangkap ayam-ayam liar di sekitar rumah."

Beberapa waktu lalu saya dan kakak sepupu kebetulan sedang menebang pohon pisang ambon yang sudah masak, kemudian kakak sepupu melihat ada beberapa butir telur di belakang rumah.

Dia ambil satu untuk ditelan bagian kuningnya. Sebelum nguntal kuning telur dia berucap, "Mbah, nyuwun telurnya satu buat obat."

--end--

Jan 17, 2021

Tanah Surga

Koes Plus pernah menyampaikan lewat lagunya yang berjudul "Kolam Susu". Katanya, "orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman".

Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupimu
Tiada badai, tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
(Kolam Susu, Koes Plus)

Dahulu tanah ini dikenal sebagai tanah agraris tempat dimana tanaman tumbuh subur dan hasilnya melimpah ruah. Tapi apa yang terjadi kini?

Banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi permukiman atau industri. Apakah karena kebutuhan hidup yang menjadi alasan?

Berapa banyak pemuda yang terjun ke pertanian?