heteroculture: Cerita Dari Kamar Rumah Sakit IBX583E46ECC8CCF

Jul 2, 2023

Cerita Dari Kamar Rumah Sakit

Di depan rumah Mbah Kakung di Ungaran dulu ada beberapa pohon kopi, yang tiap kali liburan ke sana aku seringkali nangkring di atas pohon tersebut bermain bersama anak tetangga yang seumuran sambil sesekali nglethusi buah kopi yang sudah masak berwarna merah, nyesep manis getahnya.


Setelah pohon kopi ditebang, diganti dengan pohon rambutan. Soal pohon rambutan ini, ada ceritanya.


Suatu hari, Bulik mau balik ke Brebes, oleh mbah rencananya akan dibawain rambutan. Aku yang kebagian ngunduh bareng Om. Kebetulan hari itu habis hujan jadi agak licin pohonnya.


Sewaktu memanjat, karena licin maka tangganya tergelincir. Dan akibatnya aku terjatuh, temangsang di dahan pohon. Tangan luka terkena asbes yang disandarkan di dekat pohon.


Dua hari setelah jatuh dari pohon rambutan badanku terasa demam dan pusing. Kukira itu hanya karena kaget sebab terjatuh dari pohon. Tapi sudah diminumi obat pereda demam dan pusing dari toko masih tidak mempan. Masih terasa demam dan pusing, malah makin hebat.


Karena merasa tidak betah menahan demam dan pusing di kepala yang makin menjadi, aku minta diantar sama Om untuk periksa dokter. Setelah diperiksa dokter keluarlah diagnosanya: antara typus atau demam berdarah. Awalnya langsung disuruh untuk nginep di Rumah Sakit. Tapi aku gak mau.


Aku bilang sama Mbah Yayi, "Aku mau diopname kalo malamnya nanti aku muntah darah."


Tapi karena gak betah menahan sakit, walau gak muntah darah, pagi-pagi aku diantar Om dan Bulik ke Rumah Sakit, RSU Ungaran. Hingga sampailah di UGD, kemudian diinfus dan langsung terasa ringan ini kepala.


Sewaktu mondok di Rumah Sakit, sempat empat kali pindah ruangan. Pertama di UGD, kemudian di ruangan yang menampung kurang lebih 12 orang pasien, lalu kamar untuk 2 orang pasien, dan yang terakhir baru di kamar untuk 1 orang pasien di kamar Rajawali (kalau gak salah).


***


Cerita dari Kamar


Di sebuah ruangan yang berisi lebih dari 10 orang pasien.

Bulik: "Piye, arep madhang apa?" 

Aku: "Mi goreng wae." 

Bulik: "Ok, tunggu dhelok." 

Setelah beberapa menit,

Bulik: "Nyoh." 

Aku: "Ok, maturnuwun. Eh, tulung tumbaske pisang." 

Bulik: "Enak men kongkon. :)" 

Aku: "Lha kapan neh ngakon Bulik-bulik nek ra pas ko ngene. Hehehe." 

Bulik: "O cah edan!!"


Setelah pindah ke ruangan yang berisi 2 orang pasien. 

Padma: "Mas, kowe mesti isin to, opname ning kene." 

Aku: "He'e." 

Padma: "Soale kowe kan sering ngece nek ana wong lara. Jaremu, 'wes gedhe kok lara!?'" 

Aku: "Hehehehe."


***



No comments:

Post a Comment