heteroculture: Perkencingan IBX583E46ECC8CCF

Jan 29, 2017

Perkencingan

Sewaktu kecil, sering tiap kali ketika mau ikutan bergabung main dengan anak-anak yang tubuh dan usianya lebih besar dan tua, selalu saja tidak diperbolehkan karena dianggap belum "gedhe". Iseng saya bertanya tentang apa kriteria kalau seseorang itu sudah "gedhe", mereka lalu menjawab "wis geduk kuping lan nguyuhe lurus!" yang dalam bahasa  Indonesia adalah "tangannya sudah nyampai telinga dan kalau kencing lurus arahnya".

Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar jawaban tersebut? Saya yakin, lain tempat pasti akan lain pula definisi atau ceritanya. Kalau di tempat saya, jauh di sebelah selatan kota Rembang, jawaban tersebut memang lazim saya temui di pergaulan di kampung saya. Bahkan kadang ada perlombaan terkait kencing di antara anak-anak sepermainan, yaitu lomba "jauh-jauhan" kencing, yang kencingnya paling jauh dia juaranya. 

Mungkin akan terasa aneh bagi yang tak pernah menemuinya, tapi bagi kami itu biasa saja.

***

Ini hanya soal biasa. Saya tak akan bicara soal agama atau apapun. Ini soal kebiasaan yang biasa saja, yang biasa dilakukan oleh orang biasa seperti saya. Soal apa? Pilihan antara kencing jongkok dan berdiri.

Saya pilih kencing dengan cara jongkok, pada situasi yang memungkinkan. Kalau tidak memungkinkan, berdiripun tak soal. 

Bukan soal apa-apa. Hanya kalau dengan cara jongkok, saya merasa air seni yang keluar itu bisa tuntas dan klimaks. Tidak tersisa, rasanya.

Sekali lagi, ini bukan soal agama. Kalau anda mengikuti adab dan aturan agama, itu adalah pilihan anda sekalian. Saya gak ikut-ikutan dan bertanggung jawab tentangnya. 

Sekian.

No comments:

Post a Comment