Di depan rumah yang ditempati Bapak, adalah rumah mbah Saelan, salah seorang sesepuh di kampung kami. Beliau masih keturunan mbah Yakub, leluhur di kampung kami. Mbah Elan sering ikut nonton tivi di tempat kami, sampai siaran selesai.
Mungkin tidak hanya saya yang pernah mengalami kejadian ini, menelan duri ikan lalu durinya nyangkut di tenggorokan, sakit rasanya kalo buat menelan.
Suatu kali, saya mengalaminya. menelan duri ikan, dan nyangkut di tenggorokan. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasinya, dari mulai minum air putih, makan nasi tanpa dikunyah lebih dulu, tapi tak juga melepaskan sangkutan duri tersebut.
Setelah mbah Saelan paham maksud saya, segera saya diajaknya ke belakang, ke bagian dapur. Lalu dari sebuah gentong yang terletak di sudut, mbah Saelan mengambil segelas air dan diberikan kepada saya, untuk kemudian saya minum. Saya pamit pulang setelah berterima kasih.
Sesampai di rumah, langsung saya minum segelas air dari gentong tadi. Dan, alhamdulillah, durinya ilang dan tenggorokan tidak sakit lagi.
Sampai sekarang saya masih belum paham atau belum mengerti apa hubungan air dari gentong Mbah Saelan tersebut dengan duri ikan yang nyangkut di tenggorokan saya.