heteroculture: Buanglah Mantan Pada Tempatnya IBX583E46ECC8CCF

Jan 2, 2018

Buanglah Mantan Pada Tempatnya

"Wah ada sampah. Ada daun, ada plastik, ada bebek.", demikian celoteh Aleyya anak perempuan saya sewaktu kapal motor yang kami tumpangi melewati sekumpulan sampah yang mengapung di tengah laut.

Bagi sebagian (=besar?) orang, laut bisa menjadi semacam penampungan besar segala hal yang dianggap sudah tidak berguna lagi. Mulai dari bekas bungkus makanan dan minuman, popok bayi bahkan juga mantan, mungkin.

Di sekitar kita, tidak hanya di laut, sampah berceceran di berbagai tempat. Di jalan, orang membuang sampahnya begitu saja dan seenaknya dari jendela kendaraan. Di kampung, orang membuang sampah di selokan atau di kali, yang bukan tidak mungkin alirannya akan bermuara ke laut, dan suatu ketika akan berbalik lagi ke daratan. Lihat saja di pinggir-pinggir pantai.

Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya tidak bisa dilakukan dengan mudah, mungkin faktor terbesar adalah kesadaran dan kemauan dari diri sendiri untuk memulai. Dan hal itu sebenarnya bisa diperkenalkan sejak dini melalui pendidikan dan pemberian contoh kepada anak-anak kita.

Anak-anak akan dengan mudah meniru setiap perilaku atau perbuatan yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitar mereka. Jika yang dilihat oleh mereka adalah perbuatan baik, di antaranya membuang sampah pada tempatnya, maka bolehlah kita merasa optimis akan kelangsungan negeri ini di tangan mereka. 

Sudah siapkah kita tidak membuang sampah sembarangan?

[selesai]

No comments:

Post a Comment